 |
| Dave Morin, pendiri sekaligus CEO Path |
VIVAnews -
Indonesia bak magnet bagi sejumlah media sosial ternama. Populasi
penduduk nyaris 250 juta orang, dengan total pengguna Internet
diperkirakan mencapai 82 juta akhir tahun ini, membuat sederet media
sosial asal Amerika Serikat dengan cepat melejit di Tanah Air.
Dimulai
dari Friendster, MySpace, kini Facebook dan Twitter berkuasa. Menyusul
Path, aplikasi media sosial yang berjalan hanya di perangkat bergerak,
seperti ponsel dan tablet, baik yang berbasis Android maupun Apple iOS.
Memulai debutnya pada
November 2010, atau tepat tiga tahun lalu, Path kini menjelma jadi salah
satu aplikasi media sosial mobile terpopuler yang dipakai pengguna
ponsel pintar di Indonesia, khususnya pengguna iPhone dan Android.
Bagi Path, Indonesia adalah negeri istimewa. Indonesia sudah menjadi negara penyumbang trafik terbesar untuk Path. Trafik pengguna Indonesia bahkan mengalahkan trafik pengguna Path di negara asalnya, Amerika Serikat.
Itu
sebabnya Dave Morin, pendiri sekaligus CEO Path, penasaran dengan
penggunanya di Indonesia. Ia rela terbang jauh-jauh ke Jakarta untuk
mempelajarinya langsung. Lalu apa rencana Morin di Indonesia, dan
bagaimana wajah Path di masa depan?
VIVAnews melakukan wawancara eksklusif dengan Morin, Jumat 1 November 2013 lalu. Berikut petikannya:
Apa yang membuat Anda memulai Path?
Saya
ingin membuat jejaring sosial yang lebih personal, hanya menghubungkan
seseorang dengan keluarga dan teman-teman dekat. Makanya kami membatasi
jumlah teman hingga 150 orang saja. Sehingga, di Path orang lebih bisa
menjadi dirinya, lebih apa adanya, dan berbagi lebih tentang apa
pengalaman mereka kepada keluarga dan teman-teman datang.
Tapi, di Indonesia, Path tampaknya digunakan selayaknya Twitter, Tumblr, atau mungkin Facebook. Bagaimana menurut Anda?
Ya,
sangat menarik. Kami memang baru mulai mempelajari itu. Makanya saya
datang langsung dari Amerika Serikat ke sini. Kami ingin mengenal lebih
jauh apa yang diinginkan masyarakat Indonesia. Apa yang mereka suka dan
inginkan. Setelah itu mungkin kami akan membuatkan inovasinya di Path.
Kelihatannya
Indonesia jadi pasar yang sangat penting buat Anda dan Path sekarang.
Seberapa besar trafik pengguna Path dari Indonesia?
Jumlah
pengguna kami di Indonesia ada sekitar empat juta, dan terus bertambah.
Secara global, kami punya 20 juta pengguna. Tapi, secara bulanan,
Indonesia menguasai sepertiga trafik Path global.
Sedangkan, secara harian,
setengah dari trafik Path berasal dari ndonesia. Jadi, saya bisa
katakan, Indonesia adalah negara pengguna Path terbesar nomor satu untuk
saat ini. Baru setelah itu AS di posisi kedua.
Mengapa bisa Indonesia?
Karena
orang-orang Indonesia itu mudah mengadopsi hal-hal baru yang inovatif.
Bahkan mungkin yang paling mudah beradaptasi dengan teknologi baru
dibandingkan negara-negara lain di dunia.
Sekarang siapa yang menjadi target segmen Path?
Tentu
saja keluarga-keluarga dan kelompok teman yang ada di dunia. Siapa saja
jadi target pasar kami sekarang. Tapi, berdasarkan survei, pengguna
paling aktif kami secara rata-rata adalah perempuan 19 tahun. Untuk Anda
ketahui, jumlah pengguna perempuan di Path lebih besar daripada
laki-laki.
Bagaimana cerita di balik nama 'Path'?
Idenya,
kami ingin orang-orang mempunyai jurnal, sehingga mereka bisa menulis
dan berbagi apa saja di jurnal itu. Seperti buku diary. Hanya saja, di
dalam Path Anda bisa berbagi ke orang lain secara lebih mudah, teks,
foto, pengalaman, dan hanya pada orang-orang terdekat.
Karena jurnal, kami mencari nama yang lebih sederhana dan mudah diingat orang. Maka muncullah nama Path.
Kalau
Path tentang jurnal harian, media sosial lain pun boleh dibilang
membuat konsep yang sama. Tumblr, misalnya. Lalu apa yang membuat Path
berbeda?
Path lebih privat. Yang lainnya bersifat publik, seperti Tumblr. Semua orang di dunia bisa melihat apa yang Anda tulis dan share di situ. Di Path, orang-orang yang bisa melihat laman Anda hanya orang-orang yang memang kenal dan dekat.
Selain
itu, kami sangat memikirkan tentang kualitas. Path menawarkan kualitas
media sosial tingkat tinggi. Kami benar-benar memikirkan desain dan
fitur hingga menjadi Path seperti sekarang ini, sederhana tapi premium.
Apa
yang kami pelajari di Indonesia, Internet berjalan lamban. Itu sedikit
banyak berpengaruh pada Path. Kami berharap agar kecepatan Internet bisa
lebih cepat, sehingga Path bisa berjalan dengan sempurna. Sambil
menunggu itu, kami juga melakukan improvisasi jaringan supaya Path lebih
cepat diakses.
Bagaimana Anda melihat Facebook. Apakah dia rival terkuat untuk Path?
Bisa
ya, bisa tidak. Bagaimana pun banyak sekali perbedaan antara Facebook
dan Path. Facebook itu media sosial publik, dan bisa diakses dari mana
saja. Sedangkan Path media sosial privat dan hanya diakses dari
perangkat bergerak, ponsel dan tablet.
Berapa valuasi Path sekarang ini?
Sekitar US$250 juta (setara Rp2,8 triliun).
Ada rencana untuk go public?
Mungkin ya, suatu hari nanti. Beberapa tahun lagi. Tapi, tidak untuk saat ini. Masih terlalu dini.
Kalau Path ditawar Facebook, apakah Anda akan menjualnya?
Kami tidak menjual Path ke siapapun. Kami ingin membangun perusahaan jangka panjang.
Walau ditawar dengan jumlah yang sangat besar?
Ya.
Penawaran saham perdana ke publik masih lebih mungkin daripada melepas
perusahaan ke perusahaan lain. Kami telah membuat rencana panjang untuk
Path. Ini bukan projek jangka pendek. Karena itu pula saya datang ke
sini. Pengguna adalah segalanya untuk kami. Kami ingin membuat mereka
nyaman, sampai sekarang kami tidak mengganggu mereka dengan iklan di
Path.
Lalu bagaimana Anda mendapatkan uang dari Path jika berjalan tanpa iklan?
Ada
dua cara. Pertama, kami baru saja meluncurkan program langganan
premium. Sistemnya berbayar. Siapapun bisa berlangganan dengan produk
premium Path, bulanan atau tahunan. US$1,99 per bulan untuk Android,
US$4,99 per tiga bulan untuk iOS, dan US$14,9 per tahun untuk kedua
platform.
Dengan itu, Anda bisa mengakses semua filter foto,
stiker, dari Path Shop. Mereka, para pelanggan premium, mendapat akses
eksklusif untuk beberapa fitur Path, seperti filter foto dan sticker.
Kedua,
dari sticker dan layanan filter foto itu sendiri. Kami juga menjualnya
dan mendapatkan untung dari situ. Tapi, laba dari keduanya belum
terlihat, karena untuk langganan berbayar baru diluncurkan sebulan lalu.
Apa yang meyakinkan Anda bahwa Path bisa bertahan?
Kami
mementingkan kualitas dan pengalaman terbaik pada pengguna. Kami ingin
pengguna leluasa dan nyaman berbagi pengalaman mereka yang sifatnya
personal dengan teman-teman terdekat mereka di Path. Itu akan membuat
karakter Path lebih kuat dari yang lain.
Secara logis, tentu akan lebih sulit untuk mengalahkan Tumblr, Twitter, apalagi Facebook, kalau Path sendiri bersifat privat?
Kami
memang tidak ingin menjadi sebesar mereka. Facebook mempunyai miliaran
pengguna. Kami cukup senang dengan jumlah pengguna yang lebih kecil,
tapi dengan kualitas dan pengalaman yang lebih tinggi. Kalaupun jumlah
pengguna kami bisa sebesar mereka, kami memang senang. Tapi, bukan itu
tujuan utama kami.
Lalu, apa yang menjadi tujuan utama Path?
Memberikan
pengalaman dan kualitas media sosial tertinggi pada pengguna. Juga
mendapatkan pengguna baru di dunia. Itu saja. Sederhana. Tahun ini, kami
target 25 juta pengguna, yang mana kami yakin bisa meraih target itu.
Tahun depan, kami target 50 juta pengguna. Mungkin setelah itu
pertumbuhannya akan lebih lamban.
Bagaimana dengan
rencana Anda di Indonesia? Apakah Anda datang untuk melakukan sesuatu
supaya bisa mendapatkan lebih banyak pengguna baru?
Itu
salah satu alasan saya datang ke sini. Kami mencari mitra sekaligus
mempelajari apa yang menjadi keinginan pengguna Path di Indonesia.
Bertemu dengan mereka dan berdiskusi, membicarakan apa yang bisa
dikembangkan ke depannya bersama Path.
Apakah sudah punya ide untuk Indonesia?
Sebenarnya kami masih riset. Seperti saya baru tahu bahwa orang-orang di Indonesia suka mempunyai banyak akun (multiple account). Kami
ingin tahu, apa yang mereka lakukan dengan akun-akun itu, alasan mereka
mempunyai akun lebih dari satu. Ini adalah hal yang baru pertama kali
saya dengar. Dari situ, mungkin kami bisa merancang sesuatu yang
berhubungan dengan itu.
Selain itu, pengguna Path
di Indonesia suka melihat-lihat foto, sehingga mereka menginginkan
proses memuat foto lebih cepat. Satu lagi, kami baru tahu banyak orang
di sini menonton video dari perangkat Android. Jadi, kami akan
memungkinkan video muncul di Path versi Android sebelum akhir tahun ini.
Punya sesuatu yang baru dari Path yang bisa Anda bagi kepada pengguna di Indonesia?
Kami sedang menyiapkan sesuatu yang keren di Path. Tapi, maaf, saya belum bisa membicarakannya sekarang. Jadi, tunggu saja.